CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5, Hasrat-Bispak15 Ke-2  payudaraku tentu sudah memulai tampak oleh Wawan dan Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya selalu turunkan handuk ini hingga sampai ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terpasang didepan mereka.

Wawan dan Suwito terus melotot melihati badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya bertambah bergairah memikat mereka, serta pada situasi telanjang bundar sebagai berikut, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya mengambil langkah menjurus almari bajuku dengan kaki tersilang seperti orang bentuk yang lagi berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, menyengaja kupilih bra yang memiliki ukuran sangat kecil pada semuanya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah kesana dengan jenis seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya berencana berlambat pelan kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… mari non… membuka dong…", saya dengar nada Wawan dan Suwito di luar yang meminta meminta dengan paras cabul mereka itu.

Entahlah apa yang mereka meminta buat dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang nyata saya mustahil ingin memenuhi permintaan mereka.

Serta dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar ujaran mereka yang tidak terlampau keras itu dengan terang, namun barusan itu mereka beraga gak mendengarku. Karena itu saya menetapkan untuk membuat mereka semakin haus dan lapar dapat badanku, toh saya aman aman saja di sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal mengarah mereka berdua. Saya selalu kenakan celana dalamku, dan seperti barusan, saya berlambat lamban meningkatkan celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga selanjutnya celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya pengin perlihatkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Selanjutnya saya mengangkut ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku seakan tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam korden jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan korden itu, sembari mengerling nakal mengarah mereka bertiga.

"Telah, saya ingin tidur!", saya bercakap dengan suara keras, lalu saya tutup tirai jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengandaikan entahlah sekesal apa Wawan dan Suwito waktu ini padaku. Kudengar dobrakan dobrakan kecil pada jendela kamarku, tetapi saya tentunya gak ingin menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka udah terbakar gairah serta memaksakan masuk ke sini untuk mendapatku, menyetubuhiku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdegap cepat, dan saya jadi sedikit tegang juga.  Namun saya coba tenang. Saya tahu saya bakal aman di kamarku, mereka tidak bakal berani lakukan perbuatan lebih jauh seperti menggempur pintu kamarku ini. Seusai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya menentukan untuk lekas tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, jadi saya menyetel weker supaya berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan cuman kenakan bra dan celana dalam sesuai ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha buat selekasnya tertidur. Andy terus tampil di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Bila saya buka mataku, saya jadi mau malam lekas datang dan mengandaikan begitu senangnya saya nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama lantas baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore waktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa letih serta pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari telah menyusut banyak. Dan saya telah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar nada Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku cemas.

"Ada tukang surat yang memohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuma berbalut bra serta celana dalam saja. Saya menggigil sementara dan langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya lekas kenakan pakaian rumah ala-ala takarannya.

"Aduh… krusial deh…", saya meratap dengan khawatir.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, Kedengarannya Wawan dan Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Entahlah berada pada mana mereka saat ini, gak boleh jangan mereka sedang nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karenanya dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, serta saya cuma dapat menyaksikan Sulikah yang menantiku.

"Mbak, mesti saya ya yang tanda-tangan?", saya menanyakan dengan asa jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich harus non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau membebaskan tukang surat itu pergi, tetapi saya gak mau kedepannya saya jadi lebih ribet kalaupun rupanya yang bakal dikatakan tukang surat itu suatu hal yang perlu. Terpaksa sekali saya tempuh dampak ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan ingin harap resah saya melihat apa mereka berada pada seputar sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut bakal ditiduri, bukan kasihan, justru senyuman senyuman semacam ini. Saya sedikit geram di Sulikah, tetapi saya gak bercakap apa apa dan lekas turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya udah ada di dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman untuk mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sekalian memberi suatu amplop padaku, yang rupanya didalamnya Disc. Card dari restaurant pujaan Jenny, berikut dengan sebuah pertanda terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, thanks pak", saya bercakap suka serta menanda menangani tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memamerkan di Jenny serta Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Diskon Card ini. Serta saya akan membayari mereka berdua di situ untuk membikin mereka makin kecewa padaku :p

Tetapi jantungku hampir stop waktu di garasi saya menyaksikan Suwito yang memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan menghindar cekalan Suwito, dan saya lari ke dengan kuatir, mengharap saya sempat masuk ke kamarku serta menggembok pintu.

"Tidak perlu lari non, sia-sia saja", sentil Suwito sembari ketawa, dan dia mulai menyebutrku, membuatku lebih ketakutan serta saya terus lari menjurus tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram di saat tau-tau Wawan tampil dari balik tangga, dan saya menghindari sebisaku saat Wawan pun akan tangkapku.

Saya gak dapat ke tangga,  gak dapat lari ke luar. Saya lari ke area tamu, namun perlahan-lahan mereka malahan membuatku tersudut di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di tempat tamu ini, lalu saya dengan maksud larikan diri ke ruangan keluarga.

Namun mereka bisa semakin cepat merintangiku, serta terus mengungkungku sampai saya kembali tertekan, terkepung di grandfather clock yang terpasang di area tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang kian merapat serta siap-siap membekukku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum cabul.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

Jantungku berdegap makin cepat. Saya tahu saya gak boleh hingga sampai ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang jelas kedepannya bakal tambah lagi dengan pak Berbudiin, pasti akan meniduriku hingga sampai mereka bahagia menyelesaikan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok udah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu pokok ruangan keluarga yang kelihatan disini.

Wawan dan Suwito langsung melihat ke pintu, tentu mereka terperanjat 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan untuk larikan diri ketujuan ruangan keluarga, dan saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang setelah itu langsung melafalkanrku.

"Tak boleh lari non!", dahsyat Wawan yang turut melafalkanrku.

Saya mati matian lari segera mungkin ketujuan tangga, serta Kedengarannya saya memang bisa lebih cepat pada mereka. Saya selalu tuju ke kamarku, serta saya sukses menutup pintu kamarku pas sebelumnya handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku terasanya dapat lepas. Tentu Wawan serta Suwito tengah usaha buka pintu kamarku. Namun saya pun sadar kalaupun saya udah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terhindar dari 2 maniak itu. Bukanlah saya gak ingin layani mereka, saya cuma pengin menaruh tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya tuntas telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan semaksimal mungkin seperti barusan. Napasku  sedikit tidak memiliki aturan dan badanku sedikit gemetaran, tetapi sekarang semua aman. Serta saya pikir kalau merendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kemelutku.

Karena itu saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, dan saya ambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya mengikutsertakan handuk yang terkait di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan waktu saya menyaksikan pak Bijakin yang ada dalam kamar mandiku, entahlah sejak mulai kapan dia ada di sini.

Lembar buat lembar busana yang kubawa berguguran ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Berbudiin mulai dekatiku.

"Pak… tak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, namun kondisi ini tetap, pak Bijakin selalu dekatiku.

Saya bertambah was-was, tidak tahu mesti lari ke mana. Namun saya masih punyai impian. Asal saya dapat menipu pak Bijakin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan menutup pintunya, barangkali saya dapat selamat, sekurang-kurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya sudah Eliza pengen sama pak Bijaksanain saja, namun tak boleh panggil yang lain ya", saya menyengaja merengek-rengek dengan manja serta sekarang saya justru merapat mengarah pak Bijakin.

Saya bakal menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya menyudahi niatku sewaktu pak Berbudiin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini jadi buka gordin kamarku yang benar ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, asaku sirna sekalipun saat saya menyaksikan kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijaksanain, lantaran itu mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya tidak mungkin punya cukup waktu untuk larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, karena pada saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Berbudiin sudah tentu menangkapku.

"Saya sich suka senang saja non jika dapat ngeseks sama non sendirian, cuman saya tidak sedap sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka pun", kata pak Berbudiin yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya sangat geram dengar kata-kata pak Bijaksanain, yang benar-benar betul itu. Bila dahulu Wawan serta Suwito tidak mengawali kekurang tuntunan mereka kepadaku, belumlah pasti pak Berbudiin dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

Lebih kembali, belum pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri sejak mulai tahun akhir 2004 tempo hari.

Namun tidak ada waktu buatku untuk mengenang saat saat lalu.  Saya sadar saat ini pak Bijakin telah dekat sekali, serta saya sempat berkilah ke belakang untuk mengelit waktu pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh berasa bakal dicabuli.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Marilah bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes gak buko. Wedine non Eliza mlebu lan mengumpet nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Berbudiin ke bahasa Suroboyoan dari mereka, serta pak Bijaksanain terus dekatiku.

Yang gak memahami omongan mereka yang gunakan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijakin ada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Berbudiin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijaksanain menyepakati bila dia berada pada dalam sini, sekalian menyenangkan diri lantaran dia barusan tunggu di kamar mandiku. Kalaupun tidak, kini mereka tentu kembali tidak bekerja. Tetapi pak Bijaksanain memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, karena pak Bijaksanain was-was saya dapat masuk dan sembunyi di kamar mandiku pada saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Diluar itu pak Berbudiin  minta Suwito untuk tunggu di muka pintu kamarku, hingga Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana saja, sebab seluruhnya jalan keluar kamarku udah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Betul-betul edan, pak Bijakin hingga udah membikin taktik semacam ini untuk tangkapku, dan memanglah mereka sukses membuatku terkepung dalam kamarku sendiri. Entahlah bagaimana dia dapat memikir masalah ini, yang pasti waktu ini saya sudah tidak dapat lakukan perbuatan apa apalagi, serta saya tinggal menanti waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tak boleh paak…", saya menjerit waktu ke-2  tanganku telah ketangkap pak Berbudiin yang tau-tau menangkapku, serta saya sekali-kali gak sempat menghindari lantaran semangatku telah redup.

Saya mulai coba meronta, namun seluruhnya sia-sia saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut bila dibanding dengan pak Bijaksanain yang miliki tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak berapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengamankannya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pintar kowe Fin", kata Wawan yang tampak benar-benar suka dengan kesuksesan trick pak Berbudiin.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku buat Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan semangat, membuatku bertambah lemas memandang ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Diawali
Lengkaplah sudah ke-3  pejantan yang pasti lekas melumat badanku untuk menumpahkan sakit hati mereka padaku. Tidak tahu mereka dapat menggasakku semacam apa, saya gak berani mengayalkan nasibku bakal seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat Wawan dan Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Biarpun sesungguhnya mereka seringkali nikmati badanku, tetap waktu ini saya merinding takut lihat tatapan mereka yang seperti pengin menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… gak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas udah melumat bibirku.

Pada saat saya mendesah rintih hingga selanjutnya megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku telah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART5

Saya tidak menyaksikan siapakah yang melaksanakannya, tetapi dengan pak Bijaksanain yang mencekram ke-2  tanganku dan Suwito yang masih tetap memagut bibirku, saya tahu aktornya nyata Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, dan selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, serta waktu pak Berbudiin melepas cekamannya di tangan kananku, saya telah sangat kacau-balau buat memanfaatkan tangan kananku tidak tahu untuk memajukan Suwito masih repot melumat bibirku, atau Wawan yang memagut bibir vaginaku. Bahkan tenaga di tangan kananku ini rasanya amblas entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek waktu Suwito membebaskan pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tidak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Bijaksanain menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal memakai bra yang mempunyai warna putih ini, dan saya tahu secepatnya pembantaian kepada diriku dapat lekas mulai.

Pak Bijakin serta Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama