CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2, Hasrat-Bispak15 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Dan ke-2  pacarku ini gak suntuk suntuknya merayu dan mengejekku mengenai Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya sampai ke kelasku. Tetapi waktu kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak jika ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… tidak lama saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama mengangkat tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi menggamit tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra sesuai ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly melepas gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, tetapi dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sembari angkat tanganku , lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

Di saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya terasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya menunjuk salah satunya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Sehabis saya tuntas buang air kecil dan beres-beres pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti sewaktu tau-tau ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, namun pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang memiliki arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang ada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu disetubuhi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung ruangan ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja dan bangku tua. Tiada lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini di dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku menciut karena saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung sekejap, lalu saya mengusikk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, sebab kalaupun saya mengakibatkan kerusuhan, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa ada usaha lihat menuju Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sesudah tontonan itu usai, saya was-was Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya dalam gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati buat ngeseks saat ini. Diam diam saya pikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak mau diketahui seseorang sebab saya mengerang, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku karena saya kelamaan ada pada toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung lihat masuknya seseorang cebol langsung kukenali jadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kira-kira 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam ke Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang tengah makan di kantin. Entahlah apa yang diingini Dedi dengan menarikku ke gudang ini pada saat ia mengetahui sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya gak pahami apa yang dilakukan, apa menanti satu orang, atau dia memiliki rencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya tercenung lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras geram. Tetapi anehnya Cie Fifi justru mendatangi sang cebol yang lagi tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta seterusnya jantungku berdebar-debar kuat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi mencermati sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti merupakan kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya harus usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar bila nyatanya saya  menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan dongkol. Namun sudah pasti saya gak dapat lakukan perbuatan jenis-jenis ketimbang nasibku malahan jadi bertambah jelek. Saya gak tahu apa yang bisa terjadi padaku kalaupun saya membikin kekacauan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya gak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang nyata tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdegap kian kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

Saya tidak berani menahan sebab saya takut tepisanku mungkin bisa mengundang nada yang bisa jadi kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku untuk memandang bab erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang mengarah Cie Fifi. Nyatanya dia tengah pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan di bagian depan rok yang dikenainya, yang nyata yakni kepala sang cebol.

Walau jantungku berdegap cepat menyaksikan itu semua, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat dan selalu memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi tentu, saya mulai menderita gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya menunjuk stop menggerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti buat Dedi, namun saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada bab erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu tentu celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mengerang dengan paras seperti meredam sakit pada saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu tidak tahu sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang memikat serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi selesai.  Saya sangat terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang tengah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil saat saya hampir tidak dapat mencegah diriku untuk mengerang karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi bertambah sukar buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya  anyar tahu kurang lebih dua pekan yang lalu, kalaupun bu Fifi itu bisa juga difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi sebab kalimatnya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini kedapatan oleh Cie Fifi dan terlebih sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku kian jelek.

Jadi saya cuma dapat memandang Dedi dengan geram, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan meredam rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku sampai ia bahagia.

Tetapi di saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan barangkali supaya dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa malu memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Walau raut paras Cie Fifi dilihat jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menopangkan kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun masih menyangga di lantai.

Tanpa bercakap apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya cukup direntangkan sedikit, serta sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu bingung memandang sikap sang cebol yang berani dan sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak menduga Cie Fifi yang keseharian tampak demikian ramah serta enerjik, nyatanya merendam problem yang gak selisih jauh denganku. Saya terasa belas kasih pada Cie Fifi kendati pun dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, serta hal semacam itu membuatku risau karena selekasnya saya akan memperoleh perkara bila Dedi mengenali saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana metodenya saya meminta agar Dedi pengen dengar alasanku dan tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali mengulet kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, serta dia cuman tersenyum senyuman, kelihatannya dia puas seusai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membuat situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya memikir ini saat yang cocok buat sampaikan tujuan serta alasanku pada Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MENAWAN PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kayaknya dia sedang memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas merosotkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya terheran sementara memandang penis itu telah ereksi, dan waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli  dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya tidak pengin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, serta saat saya melirik menjurus mereka, saya memandang sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya beberapa pejantan yang pernah menyetubuhiku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengesah saja, namun tidak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang tengah alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama