CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak15 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tidak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengandaikan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Dan saya justru tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya sudah tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu lebih nikmat di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Dan tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum mengetahui banyak terkait tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan lagi nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, jadi lama jadi cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Terbayang pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Namun saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apakah Kedengarannya saya. Muka saya nyata tampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat suka.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya suka ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin lebih gairah. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak jika sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi tidak lama lantas saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali busananya. Sekalian memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengen, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewaan kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya sudah pasti nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, apa lagi cocok awut-awutan seperti ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya harusnya sendu atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang terjadi jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya penting uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya pada lelaki.  saya mengetahui ini gak betul, serta semestinya saya stop, tetapi rayuan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sembari menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang ada pada sana, cuman ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dicarter karena terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja semacam ini lebih mudah dapat duit. Saya  tidak berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sesungguhnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta setelah itu, saya mendapat uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin mempunyai pengalaman jadi lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Serta saya lantas jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga tahu masalah rumah tangga mereka. Saya mengerti beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun bila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Misalkan ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Tetapi lambat-laun kebiasa juga.  Saya pun jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian  seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seorang penari juga.  Cuman saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat menonton dan terkagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu  Juragan terus mohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka kalaupun dapat membikin Juragan puas. Semakin hari saya kian terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya terus meminta lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih juga mengerjakannya karena hanya uang. Lama-lama saya semakin genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA MENIKMATI TUBUH SEXY PENARI JALANAN PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas kian berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Alamiah, jika ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya lagi melacur walau perut saya jadi membesar. Dan saya  lagi ada ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, dan beliau terlihat rada risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruh konsumen setia saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Karena mungkin setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian gantenggnya waswas. Rasanya saya pengin membuat beliau gak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya semaput di jalan. Yang pasti ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan omong itu seluruhnya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan lantaran yang pertamanya itu, kamu tidak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama